Rabu, 10 Mei 2017

Sebuah Harapan

Cerita Mengenai Sebuah Harapan

Sudah lama saya tidak menuliskan sesuatu di blog saya, bukan dikarenakan saya yang terlalu sibuk tetapi karena saya tidak mengerti apa yang harus saya tulis ataupun saya merasa belum ada topik yang bisa saya bahas. Hari ini saya mau curhat sedikit mengenai sebuah harapan. Setiap orang memiliki sebuah harapan terhadap dirinya sendiri, orang tua, anak, teman, pekerjaan, karir, lingkungan, dan lain sebagainya. Apalagi? Banyak sekali yang diharap oleh orang. Terkadang kita hanya berharap orang lain melakukan apa yang kita inginkan dibandingkan kita memenuhin harapan orang lain, karena kita ini adalah Manusia. Manusia pada umumnya merupakan makhluk yang egois, Full of Themselves. Saya rasa di zaman serba teknologi dan instan sekarang, sudah hal yang sangat lumrah manusia bersikap demikian.

Anyway, apa yang akan saya bahas ditopik harapan ini, saya akan bahas mengapa harapan itu ada, Jenis-jenis harapan kita dan bagaimana menyikapi setiap harapan yang ada?

Mengapa Harapan itu ada?

Harapan ibarat sebuah tujuan atau hasil yang kita inginkan. Contoh seorang anak sekolah yang berharap hasil ujiannya bagus. Nah mengapa harapan itu bisa ada? Itu tergantung lagi tujuan orang itu mengharapkan sesuatu. Balik lagi ke konteks hasil ujian bagus yang diinginkan oleh anak sekolah tersebut, terkadang harapan dari anak itu bisa jadi pengaruh dari lingkungannya yang mendorongnya menginginkan nilai yang bagus guna untuk mendapatkan predikat anak pinter, ataupun dorongan dari orang tua yang menyebabkan anak tersebut berpikir demikian. Terdapat banyak spekulasi mengapa harapan itu bisa muncul, tapi hal paling penting yang kita ketahui adalah harapan membuat orang mempunyai sesuatu untuk dicapai, entah tujuan tersebut murni berasal dari dirinya sendiri, maupun dari orang lain.

Jenis-Jenis Harapan

Berikut beberapa jenis harapan yang merupakan pendapat dari saya sendiri berdasarkan apa yang saya rasakan dari kehidupan saya sendiri.

1.       Harapan terhadap orang yang kita cintai

Disini konteks cinta itu bukan cinta antara dua gender yang berbeda (antara pria dan wanita) tetapi  mencakup semua konteks, seperti cinta orang tua terhadap anak, terhadap teman, suami istri, dan lain sebagainya. Nah, ketika kita mencintai seseorang terkadang kita akan menanamkan harapan kepada mereka , dan harapan tersebut berisi doa-doa yang kita harapkan bisa terwujud atau terjadi kepada mereka. Seorang orang tua selalu berharap kelak anaknya bisa berhasil dan berbahagia di dalam jalan hidupnya. Seorang istri yang selalu mengharapkan karir suaminya berjalan lancar, dan lain sebagainya. Harapan dari orang yang kita cintai selalu mendoakan hal-hal baik terjadi kepada kita. Nah yang menjadi masalah ketika mereka terlalu campur dan terlalu posesif dalam mengendalikan harapan mereka kepada kita tanpa memikirkan kembali apa sebenarnya merupakan harapan yang kita sendiri harapkan. Baik belum tentu benar bagi kita, karena pada dasarnya setiap orang itu berbeda, dan kita tidak terlalu memaksakan sebuah harapan yang menurut anda baik kepada orang. Yang merasakan akan baik buruknya suatu hal hanya orang bersangkutan yang tau.

 

2.       Harapan Terhadap Diri Kita Sendiri

Nah, ini berkebalikan dari jenis-jenis harapan yang kita bahas sebelumnya. Harapan ini ibarat impian kita. Apa yang kita inginkan terjadi kepada diri  kita sendiri. Seorang pengusaha yang berharap bisnisnya semakin berjaya dimasa depan, seorang ibu yang berharap mampu menjadi seorang ibu yang baik, dan lain sebagainya. Setiap orang selalu menanamkan harapan kepada diri kita sendiri. Harapan untuk jadi kaya, harapan untuk berkuasa, harapan untuk berbahagia, dan sebagainya.

 

3.       Harapan Terhadap Lingkungan Sekitar

Nah apa ini, ini mencermikan keadaan yang kita berharap terjadi, contoh harapan kecil, kita mengharapkan hari yang cerah ketika kita lupa bawa payung pas berpergian. Harapan-harapan seperti ini tidaklah realistis sebenarnya, harapan seperti ini selalu di luar kontrol kita. Pada dasarnya, kita tidak memiliki hak untuk mengatur apa yang akan terjadi disekitar kita terutama hal yang berkaitan dengan alam dan Kuasa Tuhan yang Maha Esa.

 

Bagaimana Anda Menyikapi Harapan?

Ibarat bagaimana kita mengfungsikan pisau, harapan bisa jadi penyemangat anda untuk maju, bisa juga harapan juga menjadi penghancur semangat anda sendiri. Bagi yang bijak dalam menentukan harapan dalam hidup mereka , harapan bagaikan lilin penerang dalam jalan kehidupan mereka. Harapan itu memberikan penyemangat bagi yang memiliki tujuan yang jelas, orang yang bijak akan menyusun misi yang jelas untuk mencapai harapan yang mereka. Sedangkan orang yang kurang bijak hanya berharap tujuan yang mereka harapkan bisa terjadi dengan sendiri. Ibarat mengharapkan telur menetas tanpa harus mengeramnya. Tidak ada usaha yang mengecewakan hasil dan tidak hasil yang bertolak belakang dengan usaha yang kita lakukan. Ketika anda merasakan harapan tidak seperti usaha kita, sebenarnya bukan anda tidak berusaha melainkan masih kurang usaha yang anda lakukan. Harapan terkadang mebutuhkan tekad yang kuat untuk mencapainya.

Saya menulis apa yang saya rasakan dari kehidupan sehari-hari saya, dari saya berbaur dengan keluarga, teman dan orang disekeliling saya, apabila terdapat perbedaan pendapat mengenai apa yang saya tulis, dengan senang hati saya menampung komentar di kolom pendapat, tentunya dengan bahasa yang santun yang guys..terima kasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar