Kamis, 17 Desember 2015

5 Tips Dalam Menempuh Hidup yang Bahagia


Hi all, hari ini saya kembali akan berbagi sesuatu dengan anda semua. Beberapa bulan ini terkadang saya selalu muncul sebuah pertanyaan di benak saya sendiri apakah tujuan dari hidup kita ini? Maaf, mungkin agak sedikit lebay pemikiran saya seperti itu.he..he…he..
Pernah sekali saya membaca artikel dari sebuah talk show dari mentor favorit saya Ajahn Brahm , ada seseorang yang juga menanyai dia pertanyaan seperti itu, dan jawabannya cukup mengena bagi saya. Dari beliau sendiri mengatakan bahwa tujuan dari hidup adalah terus belajar, di sini belajar bukan dari segi belajar hal yang berbaur akademik seperti sekolah, tetapi lebih menuju dari belajar semua hal yang terjadi dalam hidup kita. Bagaimana kita belajar dari setiap kejadian yang terjadi dalam hidup kita, bagaimana kita menyikapinya dan lain sebagainya. Well, hari ini saya akan membagikan beberapa tips dari saya sendiri dalam menempuh hidup yang lebih bahagia, mungkin tidak langsung works, tapi kalau kita konsisten menerapkannya dalam kehidupannya saya rasa cukup membantu.

  • Lebih Mengurusi Hidup Kita Dibandingkan Mulut Orang Lain yang Mengomentari Hidup Anda
Poin ini terkesan sederhana, tapi saya rasa terkadang tidaklah begitu gampang kita melaksanakannya, kembali lagi ke niat dan tekad kita sendiri lagi. Ketika ada orang yang membicarakan atau mengomentari hidup anda, baik secara sengaja atau tidak sengaja anda dengar mungkin anda akan muncul beberapa respon seperti marah, sedih, cuek, terbawa sampai bermalam-malam tidak bisa tidur bagi yang tipikal yang sensitif sifatnya, dan lain sebagainya. Sebenarnya ketika ada yang mengatakan anda harus begini-begono, ataupun anda salah melakukan begini atau begitu, ataupun anda kurang cerdas, cantik, kaya dan lain sebagainya, cukup dengar, saring, dan pikir apakah itu benar, kalau benar tidak perlu bersedih, dan apabila yang dibicarakan tentang anda adalah hal negatif, mereka hanya mengatakan hal yang sebenarnya, seterusnya yang perlu anda lakukan adalah melakukan perbaikan. Dan apabila yang dikomentari itu dari segi penampilan anda, cuekin saja dan bersyukur dengan segala anugerah Tuhan. Selalu ingat  “Kita hanya bisa mengontrol hidup kita, untuk mulut orang itu diluar kuasa kita, jadi mengapa harus terpengaruh dengan ucapan orang lain”.

  •  Terperangkap dalam Aturan “Saya Harus Bisa Diterima Di Mata Orang Lain”
Bagi anda yang menganggap bahwa salah satu syarat untuk bahagia adalah diri kita bisa diterima di mata orang lain, maka anda akan hidup di bawah kesibukan menyenangkan orang lain, anda hidup dinaungan orang lain. Ketika anda berusaha untuk bisa di terima mata orang lain, maka anda akan hidup dibawah standar yang ditentukan orang lain dibandingkan standar diri anda sendiri. Jadi yang perlu anda lakukan adalah melakukan hal-hal yang anda suka, yang mencerminkan anda sendiri (dalam konteks positif), contohnya ketika anda bercita-cita menjadi seorang penulis dan bagi orang lain itu adalah pekerjaan yang tidak ada harapan di masa depan, maka tidak perlu anda dengar, karena itu pandangan mereka, bukan anda sendiri. Untuk bisa bahagia, anda sendiri mesti bisa menerima anda sendiri dan nyaman menjadi anda senduiri, jangan memaksakan hal-hal yang sebenarnya anda kurang suka melakukannya.


  • Menerima Anda Sendiri Apa Adanya
Kita selalu dengar statement ini dalam konteks yang lagi cari pasangan hidup, suka mengatakan mereka mencari seseorang yang bisa menerima mereka apa adanya, tetapi terkadang mereka sendiri saja belum menerima diri sendiri apa adanya, bagaimana mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Perasaan tidak menerima diri sendiri apa adanya dapat berupa, anda membandingan kehidupan orang lain yang jauh lebih bagus dari anda, dan anda iri dan menyesali hidup anda. Jangan pernah ada pemikiran seperti itu, setiap orang yang ada di planet bumi ini punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, yang anda lihat hanya bagusnya, anda tidak akan mengetahui apa yang telah mereka jalanin. Setiap orang punya ukuran sandal hidup masing-masing, jadi hanya orang bersangkutan yang merasakan baik buruk dari hidup mereka, jadi berhentilah untuk membandingkan diri anda dan orang lain. Semua ada hikmah di belakangnya.


  •  Suka Stalking Media Sosial Tentang Kebahagiaan Orang Lain
Di zaman era globalisasi ini, siapa yang tidak mengenal dengan yang namanya smartphone alias telepon pintar, dan apabila anda kurang bijak dalam menggunakannya justru malah membawakan pengaruh negatif ke hidup anda, contoh saja : anda melihat foto teman-teman anda yang baru saja berlibur pulang dari paris ataupun jepang, yang muncul di pikiran anda adalah anda mulai iri dan anda mulai berharap anda dapat seperti mereka, ataupun ada yang memposting foto betapa romantis pasangan mereka memberikan kejutan kepada mereka, maka anda akan menyesali mengapa pasangan anda tidak bisa seperti demikian. Ingat, media sosial adalah sesuatu yang dikemas dengan sangat baik dan kemudian dibagikan ke media, lantas kita gak pernah tau apa sebenarnya yang terjadi di behind the scene .


  •  Memasang Harapan Bahwa Orang Lain Harus Melakukan Hal Sesuai Harapan Anda
Expectation always hurts pernyataan ini mungkin tidak asing kita dengar, jangan pernah berharap , karena harapan adalah kemauan yang kita tanamkan ke orang lain, ibarat kita membiarkan orang lain mengontrol emosional kita, ketika mereka bisa memenuhi harapan kita, maka kita akan senang dan apabila sebaliknya, mereka tidak bisa maka kita akan marah, sedih dan lain sebagainya. Ingat selalu kita yang menjadi tuan dari emosional kita sendiri, kita sendiri yang bisa mengontrol reaksi kita atas perbuatan orang lain ke kita.


Sekian, beberapa tips dari saya, dan saya sendiri juga dalam proses belajar dalam menerapkan tips tersebut dalam hidup saya. Have a great day J